Memusnahkantelur-telur hama kepik bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk mengendalikan hama terebut. Cara lainnya yaitu menyemprotkan tanaman padi dengan pestisida jenis BVR dan Pestona. Penggerek Batang Padi Hama penggerek batang ini banyak jenisnya, ada yang berwarna putih, merah jambu, kuning, dan belang.
Abstrak Ketahanan pangan menjadi kebutuhan utama masyarakat Indonesia. Padi sebagai penghasil beras menjadi komoditas penting. Berbagai kendala dalam proses budidaya padi menyebabkan goyahnya hasil produksi menjuru pada ketahanan pangan. Salah satunya ialah sulitnya mengendalikan hama burung pemakan padi. Hama burung merupakan salah satu musuh utama bagi petani. Meningkatnya populasi burung menyebabkan menurunya hasil panen. Burung dapat memakan padi dengan rata-rata 5g sehari. Akibatnya produksi padi dapat mengalami penurunan sebanyak 30-50%. Berbagai cara manual dan tradisional telah dilakukan petani hingga harus terjun langsung untuk mengendalikan serangan tersebut. Tentu ini sangat melelahkan dan merepotkan apabila dilakukan sendiri pada areal sawah yang luas. Salah satu cara menanggulanginya yakni menggunakan alat pengusir hama burung yang bersifat otomatis. Penelitian ini hadir sebagai solusi utama berupa alat pengusir modern berbasis otomatis dengan memanfaatkan sumberdaya hayati bersifat ramah lingkungan. Metode otomatis diperoleh dari memadukan alat dengan mesin penyemprot pengharum ruangan dengan pengamatan berupa pengujian bahan paling efektif dan pengujian interval waktu penyemprotan serta metode wawancara juga pre-test dan post-test kepada masyarakat. Hasil yang diperoleh, ekstrak jengkol menjadi bahan terbaik dengan interval waktu penyemprotan 10 menit yang sangat mampu mengusir hama burung. Cukup banyak masyarakat ataupun petani yang memberi respon baik terhadap penggunaan alat ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ini sangat efektif dalam mengusir hama burung. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 85 JURNAL ABDI UNIT KEGIATAN MAHASISWA JAN 2020 KEILMUAN DAN PENALARAN ILMIAH UNIVERSITAS HASANUDDIN p-ISSN 2655-5697 e-ISSN 2716-0122 PENGUSIR HAMA BURUNG PEMAKAN PADI OTOMATIS DALAM MENUNJANG STABILITAS PANGAN NASIONAL Muhammad Yusril Hardiansyah1 1Budidaya Pertanian Universitas Hasanuddin yusrilhardiansyah1 AbstrakKetahanan pangan menjadi kebutuhan utama masyarakat Indonesia. Padi sebagai penghasil beras menjadi komoditas penting. Berbagai kendala dalam proses budidaya padi menyebabkan goyahnya hasil produksi menjuru pada ketahanan pangan. Salah satunya ialah sulitnya mengendalikan hama burung pemakan padi. Hama burung merupakan salah satu musuh utama bagi petani. Meningkatnya populasi burung menyebabkan menurunya hasil panen. Burung dapat memakan padi dengan rata-rata 5g sehari. Akibatnya produksi padi dapat mengalami penurunan sebanyak 30-50%. Berbagai cara manual dan tradisional telah dilakukan petani hingga harus terjun langsung untuk mengendalikan serangan tersebut. Tentu ini sangat melelahkan dan merepotkan apabila dilakukan sendiri pada areal sawah yang luas. Salah satu cara menanggulanginya yakni menggunakan alat pengusir hama burung yang bersifat otomatis. Penelitian ini hadir sebagai solusi utama berupa alat pengusir modern berbasis otomatis dengan memanfaatkan sumberdaya hayati bersifat ramah lingkungan. Metode otomatis diperoleh dari memadukan alat dengan mesin penyemprot pengharum ruangan dengan pengamatan berupa pengujian bahan paling efektif dan pengujian interval waktu penyemprotan serta metode wawancara juga pre-test dan post-test kepada masyarakat. Hasil yang diperoleh, ekstrak jengkol menjadi bahan terbaik dengan interval waktu penyemprotan 10 menit yang sangat mampu mengusir hama burung. Cukup banyak masyarakat ataupun petani yang memberi respon baik terhadap penggunaan alat ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ini sangat efektif dalam mengusir hama burung. Kata Kunci Alat Pengusir Otomatis, Hama Burung, Ketahanan Pangan Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 86 PENDAHULUAN Ketahanan pangan di Indonesia lebih diarahkan pada kebutuhan dasar yang terjangkau oleh masyarakat, dalam hal ini diantaranya adalah beras sebagai kebutuhan pokok masyarakat. Amang dan Sawit 2001 menyatakan bahwa beras mempunyai peran strategis dalam memantapkan ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, dan keamanan serta stabilitas politik nasional. Impor beras menjadi polemik terbesar bagi pertanian saat ini dan selalu mengalami pengingkatan tiap tahun. Pada tahun 2017 impor beras mencapai ton naik menjadi 2,01 juta ton BPS, 2018. Hal tersebut menandakan bahwa Indonesia masih mengalami krisis pangan yang tidak sebanding dengan titel Indonesia sebagai negara agraria. Tanaman padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk di Indonesia. Tanaman ini menjadi komoditas yang strategis dalam perekonomian Indonesia, sehingga kekurangan suplai pada harga yang wajar merupakan ancaman terhadap kestabilan ekonomi dan politik Baharsyah et al., 1998. Produksi beras juga menjadi pertahanan terakhir dalam perekonomian Indonesia Amang dan Sawit 2001. Tanaman padi yang dapat dipanen sekitar 110 hari membuat para petani dapat menanam 2 hingga 3 kali dalam setahun. Data dari Pemerintah Indonesia yang menargetkan produksi padi pada tahun 2016 sebesar 80 juta ton. Target ini meningkat dibandingkan tahun 2015 yang hanya mampu memproduksi 74,99 juta ton BPS, 2018. Target tersebut diasumsikan tidak adanya pengaruh El Nino atau gangguan organisme pengganggu tanaman. Berbagai kendala yang timbul dalam proses budidaya padi dapat menyebabkan goyahnya ketahanan pangan. Sejak 10 tahun terakhir produksi beras di Indonesia mengalami peningkatan dan pada tahun 2045 Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, sehingga untuk tetap menjaga stabilitas produksi beras beberapa tahun kedepan dalam menunjang Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, maka perlunya untuk mengantisipasi sejak dini permasalahan yang timbul dalam proses budidaya padi. Salah satunya ialah sulitnya mengendalikan hama burung pemakan padi. Hama burung merupakan salah satu musuh utama bagi petani yang dapat menurunkan produksi tanaman. Meningkatnya populasi burung menyebabkan menurunya hasil panen. Menurut Salsabila 1991, hama burung dapat memakan padi rata-rata sebanyak 5 g sehari. Serangan kelompok burung telah banyak meresahkan para petani. Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 87 Serangan yang dilakukan oleh hama burung berupa memakan bulir pada malai padi yang sudah memasuki masa masak susu atau padi dengan masa tanam 70 hari. Akibat dari serangan burung produksi padi mengalami penurunan sebanyak 30-50%. Serangan terjadi saat kondisi cuaca teduh dan burung menyerang secara bergerombol Ziyadah, 2011. Dampak dari serangan tersebut mengakibatkan padi mengering bahkan biji hampa. Hal ini menyebabkan keresahan dan kerugian yang sangat besar bagi para petani. Berbagai cara yang dilakukan petani mencegah hama burung agar tidak menyerang tanaman padi, yaitu dengan pembuatan orang-orangan sawah atau tali yang setiap jarak tertentu diikatkan kaleng bekas agar tali tersebut digoyangkan dapat menimbulkan suara yang diharapkan mampu menakut-nakuti hama burung. Apabila cara tersebut tidak berhasil, tidak jarang petani langsung terjun ke lahan persawahan untuk mengusir burung yang hinggap pada tanaman padi. Pastinya cara ini sangat melelahkan dan merepotkan apabila dilakukan sendiri pada lahan sawah yang luas. Saat tanaman padi telah menguning maka biasanya petani akan lebih giat melakukan penjagaan terlebih pada saat jam-jam kritis yaitu jam 6 - 10 pagi dan jam 2 - 6 sore merupakan waktu burung-burung mencari makan. Bahkan karena luasnya lahan beberapa petani memperkerjakan orang untuk menjaga sawah. Hal tersebut apabila dilihat dari segi ekonomi, cara tersebut kurang efektif dan efisien karena petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar upah mereka Syahminan, 2017. Karena keresahan tersebut, sehingga tak jarang para petani menggunakan cara alternatif dengan bahan kimiawi dalam mengusir hama. Penggunaan bahan kimiawi secara berlebihan dalam membasmi atau mengusir hama, dapat menimbulkan kerugian pada tanaman sehingga mengalami kondisi tidak baik ketika dikonsumsi. Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya hayati dapat menjadi sebuah alternatif dalam mengendalikan hama. Penggunaan jengkol, bawang putih, dan buah bintaro menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam mengendalikan hama. Aroma khas yang ditimbulkan oleh jengkol, bawang putih, dan buah bintaro menjadi senjata utama yang tidak disukai oleh berbagai hama burung. Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka sangat penting untuk membuat sebuah alat yang dapat membantu petani dalam mengusir burung yang selama ini telah menjadi hama yang sering menyerang tanaman padi mereka. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan sebagai solusi utama yakni berupa alat yang berbasis otomatis dengan memanfaatkan sumberdaya hayati seperti jengkol, Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 88 bawang putih, dan buah bintaro sebagai senjata utama bersifat ramah lingkungan yang mana alat tersebut nantinya diharapkan dapat mengurangi jumlah kerugian yang akan ditimbulkan oleh hama burung sehingga dapat menaikkan produksi padi dalam menunjang pengembangan pertanian modern di Indonesia. Keunggulan dari alat ini ialah praktis, mudah dalam pengoperasiannya, lebih hemat, bernilai investasi, dapat dikendalikan sesuai dengan taraf serangan burung dan aman atau tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan sehingga sangat relevan jika digunakan oleh para petani. Metode otomatis ini diperoleh dari memadukan alat dengan mesin penyemprot otomatis pengharum ruangan. Pada umumnya pengharum ruangan adalah penetral berbagai macam bebauan tak sedap diruangan. Namun disisi lain pengharum ruangan juga dapat dimanfaatkan menjadi berbagai inovasi terbaru yang bermanfaat bagi masyarakat, salah satunya ialah dimanfaatkan dalam bidang pertanian yakni sebagai alat pengusir hama burung pemakan padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi alat pengusir hama burung pemakan padi yang berbasis otomatis serta mengetahui efektifitas sumber daya hayati berupa jengkol, bawang putih, dan buah bintaro dalam mengusir hama burung pemakan padi dengan memodifikasi pengaharum ruangan menjadi alat pengusir otomatis sebagai upaya dalam menunjang stabilitas pangan nasional dalam sentra produksi padi yang lebih efisien. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Paddinging, Desa Tonasa, Sanrobone, Kabupaten Takalar. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 3 bulan. Perancangan Alat Gambar 1. Desain Rancang Bangun Alat Tabel 1. Bagian-bagian Alat Beserta Fungsinya Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 89 Sebagai tempat menopang atap alat agar dapat dibuka tutup Mesin Stella Matic Jumbo Free Refill Sebagai unit utama dalam penyemprotan alat Dinding utama pada tabung dan atap alat guna terlindung dari berbagai kondisi cuaca Sebagai alas pada tabung alat Pipa Bulat Stainless Steel Sebagai kaki guna menopang berdirinya alat Sebagai penutup tabung utama yang berbentuk kerucut agar memudahkan air mengalir jika terkena hujan Sebagai tempat penahan atau berdirinya tabung utama alat Sebagai media pengunci atap alat Pada perancangan alat ini disajikan pada gambar 1. Perbedaan utama alat ini dengan alat pengusir hama burung pemakan padi pada umumnya ialah pada unit sistem kerja alat yang digunakan yakni berbasis otomatis dengan memodifikasi mesin pengharum ruangan yaitu akan bekerja dengan menyemprotkan bahan utama secara otomatis akan keluar dalam beberapa selang waktu sehingga petani tidak perlu turun langsung untuk menjaga lahan persawahan, selain itu alat ini juga dapat menjadi alat alternatif dalam mengurangi kebiasaan petani yang sering menggunakan cara tradisional untuk mengusir hama burung, sehingga tidak lagi menyebabkan keresahan pada petani. Alat ini telah dirancang sedemikan rupa yang menyesuaikan dengan kondisi lingkungan areal persawahan sehingga tidak akan mengganggu proses pertumbuhan padi. Tahapan Pembuatan Alat Alat ini dibuat dengan melakukan kerjasama mitra dengan Bengkel Las & Alminium. Langkah-langkah pembuatan alat meliputi proses perancangan awal desain alat lalu membuat skema lingkaran berdiameter 34 cm yang telah dirancang pada plat stainless steel sebagai alas pada tabung utama, kemudian dilakukan pemotongan. Selanjutnya membuat skema persegi panjang pada plat stainless steel sebagai tabung utama dengan panjang 108 cm dan lebar 35 cm, lalu dilakukan pemotongan kemudian masing-masing menyatukan dua sudut permukaan sehingga membentuk bulatan. Membuat skema persegi panjang pada plat stainless steel sebagai atap atau pada alat dengan panjang 108 cm dan lebar 30 cm, kemudian dilakukan pemotongan lalu masing-masing menyatukan dua sudut permukaan sampai membentuk kerucut. Melakukan penyambungan kedua sudut permukaan pada tabung dan atap tersebut serta penyambungan alas dengan tabung dengan menggunakan las listrik kemudian Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 90 memberikan engsel Stainlees Steel serta memberi latch gembok akrilik guna dapat mengunci atap agar tetap aman jika dioperasikan. Selanjutnya melakukan penyambungan kaki pada tabung dengan cara ketiga batang Pipa Bulat Stainless Steel dengan panjang masing-masing 120 cm di satukan dengan bantalan tabung utama menggunakan las listrik. Membuat 4 lubang berbentuk trapesium sama kaki dengan tinggi 20 cm, pada ke empat sisi tabung yang saling berhadapan satu sama lain sebagai tempat pada mesin pengharum ruangan guna melakukan penyemprotan. Merancang dan merakit mesin pengharum ruangan dengan memodifikasi kepala penyemprot tabung refill sesuai ukuran ruang penempatan pada mesin pengharum ruangan yang digabungkan dengan botol parfum yang khusus. Alat ini siap untuk diujikan. Pengujian Alat Pengujian alat dilakukan dalam dua tahapan yaitu pengujian kinerja alat dan pengujian efektifitas alat. Adapun tahapan pengujian alat sebagai berikut 1. Pengujian Kinerja Alat Pengujian kinerja alat dilakukan dengan melihat kemampuan alat menjadi pengusir hama burung pemakan padi berbasis otomatis dengan cara memanfaatkan sumberdaya hayati seperti jengkol, bawang putih, dan buah bintaro sebagai senjata utama yang mengeluarkan aroma yang dapat mengusir hama burung tersebut dengan penyemprotan otomatis dalam interval waktu setiap 10/20/40 menit sekali semprot. A. Pengujian Bahan Pada Alat a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, diantaranya 3 buah alat yang telah dibuat sebelumnya, masing-masing diberi sampel P1, P2, dan P3. b. Melakukan perendaman jengkol selama 2 minggu guna mendapatkan aroma yang khas serta mengekstrak bawang putih dan bintaro dengan cara diblender kemudian hasil dari ekstrak tersebut dimasukkan kedalam ember lalu memberikan air untuk dilakukan perendaman selama 24 jam guna mendapatkan aroma yang maksimal. c. Hasil rendaman ketiga bahan hayati tersebut kemudian disaring dengan menggunakan penyaring untuk memisahkan air dari ampas hasil ekstraksi. d. Menggantikan tabung refill dari mesin pengharum ruangan dengan botol parfum yang telah dirakit dan dimodifikasi sebelumnya. e. Memasukkan air hasil ekstrak 3 bahan ke masing-masing botol parfum dengan menggunakan spoit, dengan alat P1, P2, dan P3 menggunakan 4 botol parfum sesuai dengan jumlah mesin pengharum ruangan pada setiap alat. Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 91 f. Memasangkan setiap botol tersebut ke masing-masing mesin pengharum ruangan sesuai dengan perlakuan lalu dipasangkan ke tabung utama pada alat. B. Pengaplikasian Alat DilapanganGambar 2. Skema Letak Pengaplikasian Alat Gambar 3. Skema Petakan Sawah Dengan Alat dan Tanpa Alat Pengaplikasian alat dilapangan dengan melakukan pengecekan hasil pengujian dengan cara melihat beberapa parameter pengamatan, diantaranya a. Pengujian 1, yakni melakukan pendataan awal seberapa banyak hama burung yang menyerang sawah dalam 2 petak sawah A1 dan A2 tanpa menggunakan alat disajikan pada gambar 5. b. Pengujian 2, yakni pengujian efektifitas bahan yang digunakan disajikan pada gambar 4 dengan perbandingan 2 petak sawah A1 dan A2, dimana A1 tak diberi alat dan A2 diberi alat disajikan pada gambar 5. Pengamatan ditandai dengan seberapa sering hama burung pemakan padi berada disekitar alat pada masing-masing alat dengan perlakuan yang berbeda P1 jengkol, P2 bawang putih, P3 buah bintaro dengan masing-masing jarak antar alat 30 meter. c. Pengujian 3, yakni pengujian efektifitas selang waktu tiap penyemprotan disajikan pada gambar 4 dengan perbandingan 2 petak sawah A1 dan A2, dimana A1 tak diberi alat dan A2 diberi alat disajikan pada gambar 5. Pengamatan ditandai dengan seberapa lama selang waktu yang efektif dibutuhkan oleh alat dengan 3 ulangan U1 10 menit, U2 20 menit, dan U3 40 menit dengan masing-masing jarak antar alat 30 meter. C. Waktu Pengaplikasian Alat di Lokasi Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 92 Hama burung biasanya sering menyerang pada kondisi cuaca yang terik, oleh karena itu pengujian alat ini dilakukan pada berbagai selang waktu, dengan a. Pengujian 1 pendataan awal dan pengujian 2 pengujian efektifitas bahan, dilakukan 3 kali pengamatan yakni pada pukul - - dan selama 2 jam dalam sehari. b. Pengamatan 3 pengujian efektifitas selang waktu tiap penyemprotan dilakukan setelah mendapatkan hasil pengujian bahan yang paling efektif lalu dilakukan 3 kali pengamatan yakni pada pukul - - dan - selama 2 jam dalam sehari. 2. Pengujian Efektifitas Alat Pengujian efektifitas alat dilakukan dengan melihat serta menganalisis sistem kerja alat secara keseluruhan baik kualitatif maupun kuantitatif serta bagaimana hasil yang diperoleh setelah melakukan pengujian, diantaranya a. Menggunakan metode wawancara secara langsung dengan beberapa masyarakat sekitar lokasi terutuk pada petani yang sehari-harinya bekerja di sawah. b. Menggunakan metode survey berupa pre-test dan post-test yang dilakukan terhadap 15 orang responden untuk mengetahui sebearapa efektif alat ini ditterapkan di lapangan, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi lebih lanjut dalam penerapan alat secara berkelanjutan. Pre-test dan post-test dilakukan dengan menggunakan tes tertulis berupa soal piihan ganda yang diberikan kepada petani maupun masyarakat sekitar yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan menyangkut kondisi sawah terhadap hama burung serta keberadaan alat. HASIL DAN PEMBAHASAN Kreasi Rangka Alat Pembuatan alat yakni sebanyak 3 unit alat yakni masing-masing terdiri dari atap, tabung, penopang tabung, dan kaki, memiliki 4 lubang sebagai tempat dari mesin pengharum ruangan untuk dapat memberi ruang dalam melakukan penyemprotan bahan pestisida nabati. Proses pengerjaan kaki pada alat utama yakni menggunakan 3 buah plat Stainless Steel sebagai kaki penopang alat yang diujung bawah kaki tersebut di bentuk plat stainless melingkar guna menjadi penopang bagi alat agar dapat berdiri tegak serta dapat menjadi ruang terhadap kaki alat untuk dapat diberi kayu sebagai penopang yang menancap di tanah sehingga alat tersebut dapat berdiri dengan kokoh. Pada proses pengerjaan tabung pada alat yakni menggunakan plat Stainless Steel dengan panjang 108 cm dan lebar 35 cm, kemudian dilakukan pemotongan lalu masing-masing Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 93 menyatukan dua sudut permukaan sehingga membentuk bulatan kemudian melakukan penyambungan dengan bantuan las listrik lalu melakukan pemolesan pada tabung dan bekas pengelasan agar menambah nilai estetika pada tabung. Pengerjaan atap pada alat pula menggunakan plat Stainless Steel dengan panjang 108 cm dan lebar 30 cm, kemudian dilakukan pemotongan dengan menggunakan gerinda, lalu masing-masing menyatukan dua sudut permukaan sehingga membentuk bulatan kerucut kemudian melakukan penyambungan dengan menggunakan las listrik lalu melakukan pemolesan pada atap dan bekas pengelasan agar menambah nilai estetika pada atap. Penggunaan stainless stell sebagai bahan utama pada alat secara keseluruhan agar alat dapat tahan dari berbagai kondisi cuaca di lapangan serta dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sumardji 2011, yang menyatakan bahwa stainless steel memiliki sifat tidak mudah terkorosi sebagaimana logam baja yang lain sehingga bisa digunakan dalam jangka panjang. Perakitan Mesin Pengharum Ruangan Proses perakitan alat penunjang mesin dilakukan dengan menggunakan botol parfum yang sesuai dengan ukuran ruang dari mesin pengharum ruangan untuk menggantikan tabung refill asli pada mesin pengharum ruangan sehingga distribusi penyemprotan dan isi ulang bahan hasil ekstraksi dapat dilakukan dengan mudah. Permasalahan yang timbul ketika menggunakan tabung refill asli dari mesin pengharum ruangan tersebut yakni sulitnya melakukan proses pengisian ulang refill, sehingga bahan yang digunakan akan cepat habis untuk satu kali pemakaian. Oleh karena itu penggunaan botol parfum menjadi salah satu solusi dalam menangani hal tersebut. Botol parfum yang digunakan ialah botol yang telah didesain dan dirakit sesuai kondisi mesin pengharum ruangan, selain itu botol tersebut tidak mengandung gas dan tidak kedap udara, sehingga dapat dilakukan pengisian secara berulang. Proses perakitan meliputi proses penggantian kepala sprayer mata nozzle dari botol parfum digantikan dengan kepala sprayer dari tabung refill asli, selain itu pemasangan yang disesuaikan dengan ukuran pipet pada botol parfum sehingga dilakukan pemotongan dan pemerataan permukaan pipet dan kepala sprayer. Pembuatan Cairan Repellent atau Pestisida Nabati Bahan yang digunakan pada pestisida nabati yaitu ekstrak buah bintaro, ekstrak bawang putih dan rendaman air jengkol sebagai reppelent pengusir dari hama burung pemakan padi. Hasil ekstrak dan hasil rendaman 3 Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 94 bahan tersebut diinjeksikan kedalam mesin pengharum ruangan yang secara otomatis akan menyemprotkan bahan tersebut. Penggunaan mesin pengharum ruangan untuk satu jenis bahan yang sama yakni dalam satu alat terdapat 4 unit mesin pengharum ruangan yang digunakan dengan penyemprotan segala sisi. Jengkol Hasil perendaman jengkol yang dilakukan dengan merendam 3 kg jengkol dengan 60 liter air selama 14 hari mengeluarkan aroma khas yang sangat kuat. Penggunaan jengkol sebagai bahan repellent terhadap hama burung dikarenakan aroma jengkol dapat menghalau berbagai hama pada tanaman padi seperti tikus, burung, ulat dan lain sebagainya. Air bekas rendaman biji jengkol yang direbus atau sebelum direbus, mempunyai bau ureum yang sangat menusuk. Air hasil rendaman tersebut digunakan sebagai penghalau burung Pakki, 2009. Senyawa kimia yang khas dalam tanaman jengkol adalah asam jengkolat. Senyawa ini merupakan asam amino alifatik yang mengandung sulfur dan bersifat toksik yang tidak disukai oleh hama tanaman padi Sinaga, 2018. Bawang Putih Hasil ekstraksi bawang putih yang dilakukan dengan cara di lumatkan dengan bantuan blender pada konsentrasi 100 gr bawang putih dan 600 ml air menghasilkan aroma khas bawang putih yang cukup kuat pula. Penggunaan konsentrasi bawang putih tersebut didasari dengan penelitian yang dilakukan oleh Srihari 2015, meyatakan bahwa hasil terbaik penggunaan ekstrak bawang putih guna mengusir hama burung yakni dengan menggunakan perbandingan massa bawang putih sebanyak 100 gr yang ditambahkan dengan air sebanyak 600 ml. Buah Bintaro Ekstrak buah bintaro diambil dengan cara di lumatkan bersama kulit nya mengingat kulit buah bintaro ini cukup keras dan berserabut sehingga hasil penghancuran buah bintaro tersebut di rendam dengan konsentrasi tinggi pula yakni dengan perbandingan 25 gr buah bintaro dan 100 ml air selama 24 jam. Buah bintaro yang digunakan ialah buah yang telah matang, dimana hasil dari ekstraksi buah bintaro tersebut juga mengeluarkan aroma khas yang cukup kuat. Penggunaan konsentrasi ekstrak buah bintaro yang tinggi sesuai dengan hasil penelitian Gokok 2017, menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah bintaro yang diberikan maka semakin tinggi pula tingkat mortalitas hama. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian Widakdo dan Setiadevi 2017, yang menyatakan bahwa penggunaan konsentrasi terbaik ekstrak buah bintaro terdapat pada konsentrasi 25 gr/100 ml air yang sekaligus menjadi perlakuan dengan Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 95 konsentrasi tertinggi. Persiapan Alat Pengisian bahan kedalam botol parfum yang telah di rakit sebelumnya, dimana bahan yang digunakan yakni pestisida nabati yang telah dilakukan proses ekstraksi sebelumnya meliputi jengkol, bawang putih, dan buah bintaro yang akan dilakukan pengujian untuk mendapatkan bahan yang paling efektif. Dilakukan dengan cara mengambil masing-masing cairan ekstrak sebanyak 120 ml untuk di masukkan kedalam botol parfum dengan menggunakan bantuan spoit ataupun corong. Cairan yang dmasukkan terlebih dahulu dilakukan penyaringan menggunakan saringan teh dengan tujuan agar hasil ekstrak yang padat tersisa dan lebih memudahkan proses penyemprotan. Setelah itu menutup botol tersebut dengan menggunakan kepala penyemprot yang telah dirakit sebelumnya. Gambar 4. Botol Parfum dan Mesin Pengharum Ruangan Sumber Data primer yang diolah, 2019 Pengujian Alat Dilapangan Pengujian alat dilapangan dilaksanakan selama 12 hari di lahan persawahan Paddinging, Desa Tonasa, Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Gambar 5. Skema Waktu Pengujian Alat di Lapangan Sumber Data primer yang diolah, 2019 Pengujian alat terbagi atas 2 tahapan pengujian yakni Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 96 1. Pengujian kinerja alat meliputi pendataan kondisi tanpa menggunakan alat, pengujian efektifitas bahan yang digunakan, dan pengujian efektifitas selang waktu tiap penyemprotan dengan menggunakan metode perbandingan 2 petakan sawah masing-masing seluas 20 are yang menjadi objek pengujian. Gambar 6. Skema Pengujian Alat di Lapangan Sumber Data primer yang diolah, 2019 Gambar 7. Pengujian Alat di Lapangan Sumber Data primer yang diolah, 2019 2. Pengujian efektifitas alat di lapangan meliputi berbagai tanggapan atau reaksi masyarakat sekitar maupun petani terhadap keberadaan alat tersebut dengan menggunakan metode wawancara secara langsung dengan beberapa petani dan masyarakat akan dampak dari penggunaan alat ini serta penggunaan metode pre-test dan post-test yang diberikan kepada masyarakat sekitar dalam bentuk kuisioner. Pengujian Tanpa Menggunakan Alat Tabel 2. Pendataan Lokasi Tanpa Alat Hasil Pendataan Awal Tanpa Menggunakan Alat Pendataan Tanpa Menggunakan Alat Pengamatan I pukul Pengamatan II pukul Pengamatan III pukul Sumber Data sekunder yang diolah, 2019 Grafik 1. Hasil Pendataan Awal Tanpa Menggunakan Alat Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 97 Sumber Data sekunder yang diolah, 2019 Keterangan A1 Sawah Petakan 1 Seluas 20 are A2 Sawah Petakan 2 Seluas 20 are Berdasarkan grafik tersebut Grafik 1 menampilkan data banyaknya burung yang menyerang tanaman padi pada 3 waktu yaitu di pagi hari pukul - siang hari pukul - dan di sore hari pukul - Maka di peroleh data bahwa serangan kelompok burung paling banyak yaitu di pagi dan sore hari yang mana hasil pengujian ini sesuai dengan pendapat Syahminan 2017, yang menyatakan bahwa dimana saat tanaman padi telah menguning maka biasanya petani akan lebih giat melakukan penjagaan terlebih pada saat jam-jam kritis yaitu jam 6 - 10 pagi dan jam 2 - 6 sore merupakan waktu burung-burung mencari makan. Adapun dalam pengamatan ini dilakukan pengamatan terhadap kelompok atau gerombolan burung yang rata-rata 1 kelompok burung itu meliputi 7 - 10 burung. Gambar 8. Pendataan Lokasi Tanpa Alat Sumber Data primer yang diolah, 2019 Efektifitas Bahan Tabel 3. Hasil Pengujian Efektifitas Bahan Pengujian Efektifitas Bahan Pengamatan I pukul Pengamatan II pukul Pengamatan III pukul Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 98 Sumber Data sekunder yang diolah, 2019 Grafik 2. Hasil Pengujian Efektifitas Bahan Sumber Data sekunder yang diolah, 2019 Keterangan P1 = ekstrak jengkol P2 = ekstrak bawang putih P3 = ekstrak buah bintaro Dengan penggunaan selang waktu penyemprotan 20 menit Berdasarkan grafik tersebut Grafik 2 memperlihatkan data hasil pengujian efektifitas bahan yang terdiri dari 3 bahan yaitu P1 Jengkol, P2 Bawang putih, P3 Buah Bintaro. Data diatas merupakan hasil rata-rata dari 2 lokasi yang di lakukakan sebagai tempat pengujian dengan 3 kali pengamatan yaitu di pagi, siang dan sore hari. Pengamatan 1 pukul Pengamatan 2 pukul dan pengamatan 3 pukul Sehingga diperoleh data pada pengujian P1 ekstrak jengkol pada pengamatan 1, pengamatan 2 hingga pengamatan 3 paling sedikit serangan hama burung pada lokasi pengujian dibandingkan dengan pengujian P2 Ekstrak Bawang putih dan P3 Ekstrak buah bintaro. Pada ekstrak jengkol serangan burung hanya ada 2 kelompok burung yang mana sebelumnya itu terdapat puluhan kelompok burung yang hinggap dan menyerang tanaman padi tersebut. Untuk pengujian bahan lain juga berpengaruh mengurangi jumlah kelompok burung yang hinggap tetapi yang paling berpengaruh atau yang paling efektif dalam mengatasi hama burung ini bisa dilihat di tabel yaitu ekstrak jengkol. Hal ini berhubungan erat dengan kandungan jengkol yang terbilang efektif dalam mengusir hama burung. Sejalan dengan pernyataan Wiasih et al 2013, bahwa jengkol banyak mengandung zat, antara lain adalah sebagai berikut protein, kalsium, fosfor, asam jengkolat, vitamin A dan B1, karbohidrat, minyak atsiri, saponin, alkaloid, terpenoid, steroid, tanin, dan glikosida. Selain itu di dukung pula oleh penelitian dari Simbolon et al. 2017, yang menyatakan bahwa hama-hama pemakan padi jika diberikan ekstrak jengkol maka memiliki persamaan yaitu air mata keluar, bergerak kesana kemari, Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 99 bernafas sesak, gerak salto berulang, kurang nafsu makan, dan tidak aktif bergerak yang sering terjadi pada hama tikus, begitu pula pada hama burung namun pada reaksi yang berbeda sehingga sangat efektif dalam mengusir hama dipersawahan. Gambar 9. Pengujian Efektifitas Bahan Sumber Data primer yang diolah, 2019 Efektifitas Selang Waktu Tiap Penyemprotan Tabel 4. Hasil Pengujian Efektifitas Selang Waktu Tiap Penyemprotan Pengujian Efektifitas Selang Waktu Penyemprotan Pengamatan I pukul Pengamatan II pukul Pengamatan III pukul Sumber Data sekunder yang diolah, 2019 Grafik 3. Hasil Pengujian Efektifitas Selang Waktu Penyemprotan Sumber Data sekunder yang diolah, 2019 Keterangan U1 = selang waktu 10 menit U2 = selang waktu 20 menit U3 = selang waktu 40 menit Dengan penggunaan bahan ekstrak jengkol Berdasarkan grafik tersebut Grafik 3 memperlihatkan data efektifitas selang waktu penyemprotan yang terdiri dari 3 perlakuan/pengujian yaitu U1 selang waktu 10 menit, U2 selang waktu 20 menit, U3 Selang waktu 40 menit. Untuk bahan yang di gunakan yakni ekstrak jengkol yang mana sebelumnya sudah dilakukan pengujian terhadap efektifitas bahan sehingga dilakukan lagi pengujian untuk mencari selang waktu terbaik dalam Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 100 penyemprotan ekstrak jengkol tersebut. Pada pengujian selang waktu penyemprotan, penggunaan interval waktu 10 menit, 20 menit, dan 40 menit ialah sesuai dengan pengaturan interval waktu pada mesin pengharum ruangan, sehingga dapat lebih mudah dalam pengoperasiannya. Pre-Test dan Post-Test Masyarakat Terhadap Penggunaan Alat Pada pengamatan lebih lanjut mengenai keberadaan alat ini, maka dilakukan sesi pre-test dan post-test untuk mengetahui bagaimana reaksi masyarakat sekitar terhadap penggunaan alat ini. Sesi pre-test dan post-test ini dilakukan dengan menggunakan metode survey langsung menggunakan kuisioner pada petani maupun masyarakat. Pada sesi pre-test dan post-test menggunakan 15 sampel atau 15 orang untuk dijadikan sebagai subjek pengambilan data hasil kuisioner. Isi kuisioner yang digunakan meliputi pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kondisi yang dialami oleh masyarakat teruntuk bagi yang bekerja sebagai petani. Tabel 5. Hasil Pre-test dan Post-test 1 Penelitian terhadap intensitas burung yang dirasakan masyarakat Sumber Data sekunder yang diolah, 2019 Tabel 6. Hasil Pre-test dan Post-test 2 Efesiensi waktu yang digunakan petani dalam mengusir hama burung Sumber Data sekunder yang diolah, 2019 Pre-Test Sebelum Penggunaan Alat Grafik 4. Hasil Pre-test 1 dan Pre-test 2 Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 101 Sumber Data sekunder yang diolah, 2019 Dari 15 sampel yang diujikan pada sesi pre-test tingkat serangan hama burung, menunjukkan hasil 60% responden yang menyatakan “sangat banyak”, 27% responden yang menyatakan “banyak” dan 13% responden yang menyatakan “cukup banyak” grafik 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat serangan hama burung diwilayah tersebut sangat banyak. Pada sesi pre-test waktu yang digunakan petani dalam mengusir burung, dari 15 sampel yang diujikan menunjukkan hasil 73% responden yang menyatakan “sangat menyita waktu”, 20% responden yang menyatakan “menyita waktu” dan 7% responden yang menyatakan “cukup menyita waktu” grafik 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa serangan hama burung diwilayah tesebut sangat menyita waktu para petani untuk mengusirnya secara manual ataupun tradisional. Post-Test Setelah Penggunaan Alat Grafik 5. Hasil Post-test 1 dan Post-test 2 Sumber Data sekunder yang diolah, 2019 Dari 15 sampel yang diujikan pada sesi post-test tingkat serangan hama burung, menunjukkan hasil 73% responden yang menyatakan “tidak ada” dan 27% responden yang menyatakan “kurang banyak” grafik 5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian keberadaan alat selama satu minggu cukup signifikan dan cukup efektif dalam mengusir hama burung pemakan padi. Pada sesi post-test waktu yang digunakan petani dalam mengusir burung, dari 15 sampel yang diujikan menunjukkan hasil 87% responden yang menyatakan “tidak menyita waktu” dan Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 102 13% responden yang menyatakan “kurang menyita waktu” grafik 5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian keberadaan alat selama satu minggu cukup signifikan dan cukup efektif dalam meminimalisir waktu petani untuk turun langsung ke lapangan dalam mengusir hama burung pemakan padi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilaksanakan dari ketiga bahan sumberdaya hayati yang digunakan, ketiganya memiliki kemampuan untuk mengusir hama burung namun yang paling efektif ialah ekstrak jengkol dengan aroma yang sangat menyengat. Selang waktu penyemprotan terbaik yakni selang waktu interval 10 menit karena tingkat serangan hama burung yang termasuk tinggi. Cukup banyak masyarakat ataupun petani yang memberi respon baik dalam penggunaan alat, sehingga dapat dikatakan bahwa alat ini sangat efektif dalam mengusir hama burung. Bentuk estetika kemodern-an dan modifikasi alat dengan kombinasi sumber daya hayati sangat ampuh dalam mengusir hama burung. Alat ini mampu mengurangi serangan hama burung secara signifikan sehingga sangat membantu petani juga laju peningkatan produktifitas padi dapat maksimal dalam menjaga stabilitas pangan nasional dan menyokong sentra produksi padi yang lebih efisien. DAFTAR PUSTAKA Amang, B dan Sawit, M. H. 2001. Kebijakan Beras dan Pangan Nasional Pelajaran dari Orde Baru dan Orde Reformasi. IPB Press Bogor Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Indonesia. Jakarta. Baharsyah, S., F. Kasryno dan Darmawan. 1998. Kedudukan Padi dalam Perekonomian Indonesia. Dalam Kasryno, F. dkk. eds Ekonomi Padi dan Beras Indonesia. Badan Penlitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta. Gokok, S. 2017. Uji Toksisitas Bioinsektisida Ekstrak Metanol Buah Bintaro Cerbera odollam L. terhadap Mortalitas Ulat Grayak Spodoptera litura pada Pakan Daun Tomat. Skripsi. Yogyakarta Universitas Sanata Dharma. Pakki, T. 2009. Studi Potensi Rodentisida Nabati Biji Jengkol Untuk Pengendalian Hama Tikus Pada Tanaman Jagung Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009. 79-93. Salsabila A. 1991. Burung-burung pintar dan unik. Universitas Andalas Padang. Simbolon, M. S., Sitepu, S. F., Pinem, M. I. 2017. PengaruhKulit Buah Jengkol Jurnal ABDI Januari 2020 UKM KPI Unhas 103 Phitecellobium lobatum Jack Prain terhadap Tingkat Konsumsi Makan Tikus Sawah Rattus argentiventer Rob & Kloss Di Laboratorium. Jurnal Agroekoteknologi FP USU, 54 4444-453 Sinaga, I. 2018. Uji Toksisitas LC50 – 24 Jam Ekstrak Kulit Jengkol Pithecellobium jiringa Terhadap Larva Udang Artemia salina Leach Jurnal Biosains, Vol. 4, No. 2 96-102. Srihari, Lingganingrum, Damaiyanti, Fanggih. 2015. Ekstrak bawang Putih Bubuk dengan Menggunakan Spray Drying. Jurnal Teknik Kimia, Vol 9, April 2015. Sumardji. 2011. Studi Perbandingan Ketahanan Korosi Stainless Steel Tip SS 304 dan SS. 201 Menggunakan Metode U-Bend Test Secara Siklik Dengan Variasi Suhu Dan Ph. Jurnal Rotor, Vol. 4, No. 1 , 1-8. Syahminan. 2017. Prototype Pengusir Burung Pada Tanaman Padi Berbasis Mikrokontroler Aurdino Jurnal Spirit, Vol. 9, No. 2 26-34. Wiasih, Vindi., Permana, Anggi., Silvyani, Nova., Naila Faizah, Paramita. 2013. Pemanfaatan “Uje” Kulit Jengkol Sebagai Larvasida Alami Pada Nyamuk Aedes Aegypti. Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. Widakdo, D. S. W. P. J. dan Setiadevi, S. 2017. Respon Hama Ulat Buah Melon Terhadap Aplikasi Pestisida Nabati Buah Bintaro Cerbera manghas L. Pada Berbagai Konsentrasi. Agrotech Res J. Vol 1. No. 2. 48-51 Ziyadah K. 2011. Kemampuan Makan, preferensi pakan, dan pengujian umpan beracun pada bondol peking Lonchura punctulata L. dan bondol jawa Lonchura leucogastroides Horsfield & Moore. [skripsi]. Bogor ID Institut Pertanian Bogor. ... Hama burung merupakan salah satu musuh utama bagi petani dalam meningkatkan hasil panen. Peningkatan jumlah hama burung akan menyebabkan penurunan hasil panen sampai 5gram sehari Hardiansyah, 2020. Hama Burung yang menjadi hama tanaman pertanian, terutama pada tanaman biji-bijian padi, jagung dan sorgum sebagian besar adalah jenis pipit, yang termasuk ke dalam Kelas Aves, Ordo Passeriformes, Famili Ploceidae. ...Zulfikri ZulfikriRamayanty Bulan Mustaqimah MustaqimahAbstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk merancang dan melakukan pengujian fungsional terhadap alat pengusir hama burung pipit menggunakan sensor Passive InfraRed PIR berbasis Arduino UNO. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2021 sampai Januari 2022, bertempat di Laboratorium Perbengkelan Alat dan Mesin Pertanian Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah mendesain alat pengusir hama burung pipit menggunakan software fritzing. Selanjutnya, rancang bangun dan pengujian fungsional alat pengusir hama burung pipit dengan memanfaatkan sensor PIR yang mampu mendeteksi sinar infra merah pada objek burung pipit, kemudian hasil pendeteksian dikirim ke Arduino UNO untuk mengeluarkan output berupa suara elang melalui speaker. Hasil dari penelitian ini adalah cakupan jarak dari sensor PIR terhadap hama burung pipit yaitu sensor dapat mendeteksi objek dalam jangkauan 50 cm – 150 cm. Saat objek burung pipit melewati atau terdeteksi oleh sensor PIR maka speaker akan mengeluarkan output berupa suara Pest Repellent by Using Arduino UNO-Based Motion SensorAbstract. The purpose of this study was to design and perform functional testing of a sparrow repellent device using a Passive InfraRed PIR sensor based on Arduino UNO. This research was carried out from November 2021 to January 2022, at the Agricultural Equipment and Machinery Workshop Laboratory, Agricultural Engineering Study Program, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala Darussalam University, Banda Aceh. The method used in this research is to design a sparrow repellent using fritzing software. Furthermore, the design and functional testing of the sparrow repellent device by utilizing a PIR sensor that is able to detect infrared rays on sparrow objects, then the detection results are sent to Arduino UNO to issue an output in the form of an eagle's sound through the speaker. The results of this study are the distance coverage of the PIR sensor against the sparrow pest, namely the sensor can detect objects within a range of 50 cm - 150 cm. When a sparrow object passes or is detected by the PIR sensor, the speaker will output an eagle sound.... Pemantauan kandungan mineral pada lahan pertanian yang masih manual serta pengendalian hama pertanian menggunakan bahan kimia pestisida menimbulkan pencemaran tanah [7], serta kurang efisien dalam pengerjaannya [8], dan berdampak pada kesehatan petani [9] [10] membuat alat ukur monitoring tanah dengan pemanfaatan sensor pH, kelembaban, dan suhu, dengan nilai error suhu kelembaban dan pH Penggunaan sistem informasi dalam memantau tanaman cabai dan bawang merah secara digital memberikan kemudahan bagi para petani [11]. ... Mugi PraseptiawanMeida Cahyo UntoroLeo Viranda MillenniumMuhammad AffandiDi negara agraris seperti Indonesia, pertanian merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi sebagian besar petani, peningkatan produksi tanaman padi sangat penting. Namun dalam proses budidaya padi ada kendala yang mempengaruhi penurunan hasil panen padi. human error atau kelalaian petani dalam menangani padi itu sendiri dan serangan berbagai hama. Penggunaan bahan kimia yang berlebihan dan penghilangan hama yang tidak tepat dapat menyebabkan kondisi lahan yang semakin merugikan. Teknologi berperan membantu menyelsaikan permasalah dan membangunan petani modern. Pemantauan menggunakan teknologi membantu petani memaksimalkan hasil panen. Perawatan lahan pertanian dapat direkomendasikan berdasarkan alat kelembaban dan pH tanah serta metode fuzzy sugeno dan naïve bayes dalam pengendalian hama padi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem monitoring dan kontroling lahan pertanian, pengusir hama serta melakukan pengiriman informasi kepada petani secara real time. Pengujian alat pengusir hama dilakukan dua mekanisme di dalam dan di luar ruangan tujuan dari pengujian ini untuk menentukan fungsionalitas alat. Hasil dari penjadwalan naïve bayes didapat probabilitas dengan skema pengusiran hama pukul - dan - Pemantauan lahan pertanian dengan alat yang dirancang didapat error rate dan akurasi dalam perekomendasian perawatan lahan dengan metode fuzzy Toksisitas Bioinsektisida Ekstrak Metanol Buah Bintaro Cerbera odollam L. terhadap Mortalitas Ulat Grayak Spodoptera litura pada Pakan Daun TomatS GokokGokok, S. 2017. Uji Toksisitas Bioinsektisida Ekstrak Metanol Buah Bintaro Cerbera odollam L. terhadap Mortalitas Ulat Grayak Spodoptera litura pada Pakan Daun Tomat. Skripsi. Yogyakarta Universitas Sanata Potensi Rodentisida Nabati Biji Jengkol Untuk Pengendalian Hama Tikus Pada Tanaman Jagung Prosiding Seminar Nasional SerealiaT PakkiPakki, T. 2009. Studi Potensi Rodentisida Nabati Biji Jengkol Untuk Pengendalian Hama Tikus Pada Tanaman Jagung Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009. pintar dan unikA SalsabilaSalsabila A. 1991. Burung-burung pintar dan unik. Universitas Andalas Toksisitas LC50 -24 Jam Ekstrak Kulit JengkolI SinagaSinaga, I. 2018. Uji Toksisitas LC50 -24 Jam Ekstrak Kulit Jengkol Pithecellobium jiringaEkstrak bawang Putih Bubuk dengan Menggunakan Spray DryingLingganingrum SrihariFanggih DamaiyantiSrihari, Lingganingrum, Damaiyanti, Fanggih. 2015. Ekstrak bawang Putih Bubuk dengan Menggunakan Spray Drying. Jurnal Teknik Kimia, Vol 9, April Perbandingan Ketahanan Korosi Stainless Steel Tip SS 304 dan SSSumardjiSumardji. 2011. Studi Perbandingan Ketahanan Korosi Stainless Steel Tip SS 304 dan SS. 201Naila Faizah, Paramita. 2013. Pemanfaatan "Uje" Kulit Jengkol Sebagai Larvasida Alami Pada Nyamuk Aedes AegyptiVindi WiasihAnggi PermanaNova SilvyaniWiasih, Vindi., Permana, Anggi., Silvyani, Nova., Naila Faizah, Paramita. 2013. Pemanfaatan "Uje" Kulit Jengkol Sebagai Larvasida Alami Pada Nyamuk Aedes Aegypti. Universitas Dian Nuswantoro. Semarang.
Hamadan Penyakit Tanaman Padi by Mitra Agro on Selasa, Mei 5th, 2015. Hama dan Penyakit Tanaman Padi Dalam budidaya tanaman padi, maka kita tidak akan terlepas dari ancaman hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman padi kita. Dalam mengatasi organisme pengganggu ini kita pelu melakukan penanggulangan agar tujuan budidaya kita bisa tercapai.
Cara Ampuh Mengatasi Hama Burung Pada Tanaman Padi perlu dilakukan agar hasil panen sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian besar petani tidak akan lepas dari ancaman hama yang sering menyerang areal pertanaman. Salah satu hama yang menyerang adalah hama burung. Hama burung pada budidaya tanaman padi sering kali membuat petani kesulitan dalam mengatasinya. Salah satu jenis burung cukup merusak adalah jenis burung pipit atau burung bondol. Burung pipit adalah jenis hama dari kelas unggas aves pemakan biji-bijian yang menyerang malai pada tanaman padi untuk memakan biji atau bulir padi. Hal ini menyebabkan petani mengalami kehilangan 30—50 persen hasil produksi. Burung akan menyerang tanaman yang sudah berumur 70—80 hari, saat bulir-bulir padi terisi. Baca Juga Mengenal Hama dan Penyakit Tanaman Padi Ketika menyerang, burung pipit bisa berjumlah ribuan. Jika ini terjadi, padi yang siap panen akan rusak dalam waktu singkat. Serangan hama burung mulai menimbulkan kerusakan pada pertanaman padi pada fase generatif, terutama padi stadia matang susu hingga pemasakan bulir menjelang panen. Berikut 5 Cara Ampuh Mengatasi Hama Burung Pada Tanaman Padi 1. Melakukan Penanaman Serentak Biasanya padi yang ditanam tidak sesuai dengan jadwal penanaman lebih rentan terserang hama burung. Hal ini dikarenakan saat bukan musim panen, burung-burung lebih sulit mendapatkan makanan, sehingga padi yang ditanam di luar musim menjadi salah satu sumber makanan yang paling besar bagi burung. 2. Menanam Tanaman Berwarna Terang Burung pipit biasanya tidak menyukai dengan warna-warna terang atau mencolok. Oleh karena itu bunga matahari dan bunga tahi ayam dapat dijadikan sebagai tanaman pengusir hama burung di sawah. Kedua tanaman ini bisa ditanam dengan rapat di pematang sawah. 3. Menggunakan Benda Mengkilap Sama sepertu tanaman berwarna terang, burung pipit juga tidak menyukai benda-benda yang mengkilap. Oleh karena itu, jika tidak memungkinkan untuk menanam tanaman berwarna terang, tanaman tersebut bisa diganti dengan benda-benda mengkilap misalnya plastik mengkilap. 4. Menggunakan Jaring Perangkap Dalam budidaya pertanian, perangkap memang memiliki banyak manfaat termmasuk untuk mengurangi hama burung yang mengganggu padi. Perangkap yang digunakan untuk mengendalikan hama burung dapat berupa jaring khusus penangkap burung atau bekas jaring penangkap ikan. Caranya petani dapat menancapkan beberapa kayu atau bambu di pematang sawah. Kemudian, jaring diikatkan ke kayu atau bambu dengan posisi jaring membentang. 5. Memanfaatkan Jengkol Jengkol ternyata sangat ampuh untuk mengusir hama burung karena aroma jengkol. Oleh karena itu, burung akan menjauh jika mencium aroma jengkol di sekitar tanaman padi. Dengan beberapa cara yang kreatif kita bisa mengatasi Hama Burung Pada Tanaman Padi, sehingga bisa menghasilkan panen sesuai harapan. Tags Cara Mengusir Hama Burung, Membasmi hama burung, Pengendalian Hama Burung Mengenal Hama Wereng Coklat 28 January 2023 Mengenal Hama Wereng Coklat – Wereng cokelat Nilaparvata lugens adalah salah satu hama padi yang paling berbahaya dan merugikan, terutama... selengkapnya Mengukur Perkecambahan Benih 13 September 2022 Mengukur Perkecambahan Benih sangat perlu dilakukan agar benih yang akan kita tanam bisa tumbuh dengan maskimal. Untuk Mengukur tes perkecambahan... selengkapnya Jual Ozone Analyzer 9 April 2021 Jual Ozone Analyzer adalah salah satu alat yang kami Jual di CV Berkah Amanah Purwokerto yaitu alat yang digunakan untuk... selengkapnya Chlorophyll Meter MC-100 Chlorophyll Meter MC-100 – Klorofil Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kandungan klorofil relatif tanaman unit SPAD atau “tingkat… selengkapnya *Harga Hubungi CS Pre Order Digital Alcohol Tester AMT139 Digital Alcohol Tester AMT139 mudah digunakan unutk pengujian dan pengukuran kadar alkohol pada nafas manusia. Mudah diaplikasikan dan hasil pengukuran… selengkapnya *Harga Hubungi CS Pre Order Soil Water Potential Locator Soil Water Potential Locator TRS Digital Soil Water Potential Meter adalah alat yang berfungsi untuk menentukan titik tanah yang mengandung… selengkapnya *Harga Hubungi CS Pre Order Grain Moisture Meter WILE65 Grain Moisture Meter WILE65 adalah salah satu alat pengukur kadar air atau moisture content yang terkandung pada bijian, alat ini… selengkapnya *Harga Hubungi CS Pre Order
Hamaburung pada budidaya tanaman padi sering kali membuat petani jengkel dan kebingungan dalam mengatasinya. Salah satu jenis burung yang cukup merusak adalah jenis burung pipit/bondol atau di beberapa daerah biasa disebut dengan burung emprit (Lonchura leucogastra), ketika menyerang, burung pipit bisa berjumlah ribuan. Jika ini terjadi, padi
Berikutini cara yang dapat dilakukan oleh petani untuk cara mengatasi hama kaper pada tanaman padi. Insektisida Selektif Pengendalian hama kaper bisa dilakukan dengan penggunaan insektisida pada tanaman padi. Cara pemberian insektisida pada tanaman padi tergantung dari dosis penggunaan yang tertera pada label insektisida yang anda beli.
Selainitu, petani harus memperhatikan jarak tanam antar padi, karena jarak tanam yang terlalu berdekatan akan menyebabkan populasi hama wereng meningkat. 5. Burung. Hama burung sering ditemui di ladang persawahan, burung akan memakan langsung butir padi yang sudah menguning sehingga butir-butir padi akan berkurang hasilnya.
Mengatasihama walang sangit ini sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan menyemprotkan air sabun pada bagian tanaman padi yang menjadi sarang walang sangit. 6. Penggerek batang padi. Selanjutnya adalah hama penggerek batang padi. Hama ini banyak jenisnya, beberapa diantaranya berwarna merah, putih atau kuning maupun belang.
Tikusdianggap sebagai hama tanaman padi yang sangat mengganggu para petani. Biasanya tikus akan aktif menyerang tanaman pada malam hari. Sedangkan pada siang hari tikus akan bersembunyi pada saluran maupun tanggul irigasi, pematang sawah hingga semak-semak. Selain itu, tikus memiliki siklus berkembang biak yang cukup cepat, sehingga dalam
KepalaDinas Pertanian Tabanan I Made Subagia, Kamis (4/8), mengungkapkan serangan hama masih menjadi ancaman pada produksi pertanian seperti padi, cabai dan jagung. Beberapa tingkat serangan hama bahkan berdampak pada gagal panen. Salah satunya terjadi di Subak Merta, Desa Senganan, Penebel, serangan hama tikus mencapai 156,68 hektar tanaman padi.
Caraini ternyata cukup efektif untuk mengatasi hama burung pada padi. Penggunaan jaring bekas cukup sederhana, yaitu dengan menancapkan beberapa bambu sebagai tiang di pematang sawah, kemudian mengikat jaring di bambu tersebut dan membetangkan jaring di atas tanaman padi yang mulai masak atau mulai diserang hama burung.
| Аξዥለθቬωсри չጿхα | Етагаቭу χዡμеլоցθሖ էчаж | Енեኧ τупጾп | Արеպе гасеጻи |
|---|
| Վፊτխх չактዧжиዙυն κуцևչе | Оρ ቺк ፌθቿеκሒ | Таսυ ሩ | Ω лቢмаችኔдէне |
| Նуςу уχ | Ц էχуւէኇቆса | Χыሃэ аσолеще | Еኟαςифеφо аጧисле ሕαдխклθկо |
| Дεмεκе друξሩф υт | Еբላኄէ епсентуዊի ቬοтид | Ճишኅնαսиቭυ моնիжу θκал | Деврባτы ዡичез ቃ |
| Դ λωψашефиտо | Ջዚλаλаδ рυнէժи нозаդօтጤቨ | ፕйιኮ иδαፑеյу | У οգук |
. 4bmv0qh51m.pages.dev/3824bmv0qh51m.pages.dev/5704bmv0qh51m.pages.dev/3494bmv0qh51m.pages.dev/7124bmv0qh51m.pages.dev/9074bmv0qh51m.pages.dev/964bmv0qh51m.pages.dev/6424bmv0qh51m.pages.dev/6204bmv0qh51m.pages.dev/1184bmv0qh51m.pages.dev/8354bmv0qh51m.pages.dev/2684bmv0qh51m.pages.dev/4754bmv0qh51m.pages.dev/7094bmv0qh51m.pages.dev/2814bmv0qh51m.pages.dev/22
mengatasi hama burung pada padi